Dosen FKM UMI : Reproduksi Remaja Tonggak Estafet Masa Depan Indonesia

MAKASSAR, FKM UMI – Reproduksi remaja di Indonesia merupakan tonggak estafet pembangunan masa depan bangsa Indonesia. Pasalnya, menjaga dan memelihara alat reproduksi remaja menjadi tugas dan tanggung jawab semua stakeholders yang terlibat dalam pembangunan.

Hal itu diungkapkan Ketua Prodi Diploma III Kebidanan, Andi Tenri Abeng SKM.M.Kes saat ditemui di Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jumat (18/08/2017).

Organ reproduksi remaja saat ini sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan. Sekarang mari berbenah, kita beri semangat pada remaja Indonesia, ucapnya.

Kata dia, saatnya meningkatkan semangat remaja dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua di masa depan. Terutama, remaja putri yang memiliki 2 organ utama yaitu ovarium dan rahim.

Tenri Abeng menjelaskan, rahim kelak menjadi tempat penyimpanan hasil pembuahan. Selain itu, rahim juga secara alami melakukan penyeleksian terhadap sperma yang bisa masuk saat terjadinya kesuburan. Sehingga, kesehatan dan kesiapan rahim untuk tugas mulia itu mutlak dibutuhkan.

Sehatkah rahim untuk menjalankan tugasnya, jika sang remaja terlibat dalam pergaulan bebas? generasi seperti apa yang nantinya akan dilahirkannya untuk bangsa ini?, jelasnya.

Tenri mengingatkan akan bahaya jika perilaku pergaulan bebas dan lesbian, gay, bisexual and transgender (LGBT) terjadi dikalangan remaja. Pasalnya, perilaku ini dipastikan mengganggu bahkan merusak kesehatan reproduksi remaja di masa depan.

Lahir seorang anak dari hasil pergaulan bebas apakah akan tumbuh sempurna atau justru rentan kecacatan? apa lagi sudah mengalami aborsi. Lalu organ intim wanita tidak terjaga karena pergaulan bebas, apakah bisa membangun seorang anak yang bisa membangun bangsa ini? tentu tidak, tambahnya.

Ia berharao, masyarakat Indonesia secara bersama memikirkan solusi untuk membantu remaja agar peduli akan perannya kelak sebagai ibu dan ayah. Ketahuilah, bukan sekedar mengejar cita, tetapi juga mengejar pembagunan manusia yang menjadi estafet perjuangan. Mereka sekarang tidak ada atau belum ada. Tapi jika ada, sangat terpengaruh dengan persiapan yang dilakukan remaja sejak dini, harapnya. (*)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *